Wednesday, April 3, 2019

LOCAL HERO

Dari beberapa sumber yang saya baca di internet maupun media cetak lokal bermunculan praktisi dan pengamat maupun akademisi yang menjelaskan mengapa begini, mengapa begitu tentang perilaku orang asli Papua yang katanya tingkat konsumtifnya tinggi, perilaku mirasnya juga tinggi sampai-sampai dibuat stikma habis bulan habis uang. Issu-issu ini membuat orang yang kurang paham seperti saya ini jadi tertarik juga untuk belajar tentang bagaimana membuat diaknosis yang benar untuk membuat orang asli papua menjadi layak dalam membangun ekonominya dengan tetap memelihara entitas lokalnya sebagai (local hero), sebelum mengetahui hal ini mari kita cari tahu dahulu ya...?
Saat ini kita sering mendengar “papua raksasa yang sedang tidur” asumsi ini diberikan karena papua kaya akan alam, laut dan udara, namun kita tidak mampu mengisi dapur misalnya PT. Freeport Indonesia, kampanye penanaman sejutah hekar kakao, sejutah hektar copy, sejutah hektar buah merah, sampai-sampai terciptanya disparitas buah asli papua dari produk A sampai Z, buah merah dari A sampai Z. Kepala dari A sampai Z semua itu secara ilmiah mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan orang asli papua apabila sudah di terapkan, namun sejauh ini masih sebatas demo diberbagai kesempatan pameranatau lebih umum biasa dibilang serimonial biar orang tahu bahwa pemimpin ini dan itu punya ide yang bagusNamun dalam perjalan lebih dari 100 hari kerja tidak tercantol juga pada kegiatan Lembaga yang seharusnya bertanggung jawab.
Perjalanan pembangunan infrastruktur ekonomi masyarakat lokal selalu menjadi tema sentral diberbagai forum diskusi tingkat pemerintah daerah sampai temu konsultasi lintas SKPD baik daerah dan lintas kementerian yang menjadi persoalan klasik adalah masalah demografi dan sosiologi dalam membawa orang asli papua mengenal ekonomi pasar. OAP adalah orang asli papua dalam catatan Antropologi disebut rumpun ras melanesia yang mendiami wilayah pantai dan pegunungan serta lembah-lembah di Papua (sekitar 250 suku). Suku-suku yang mendiami bumi kasuari ini memiliki tingkat kemajuan peradaban yang heterogen yang tentu saja membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam memahami ekonomi pasar. Dengan melakukan literasi ekonomi melalui edukasi perkoperasian sehingga mereka menjadi layak memanfaatkan jasa layanan bank dan lembaga non bank. @arkam

No comments:

Post a Comment

MENCARI MAYBRAT

TERSENYUM

Tahun ini awan terlihat gelap dipandang memakai kacamata jiwa, tahun penuh kecemasan, keraguan, kembimbangan, kepedihan yang datang dan per...