Mungkin tidak ada yang lebih tulus
menggunakan hakikat sistem penarikan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Papua
yang masih belum secara sadar memikirkan untuk memberikan porsi ideal formasi khusus peneliti.
Dalam kaitan ini sudah umum di ketahui
bahwa makin baik pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan, ilmu dan teknologi
oleh suatu daerah akan baik pula dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
warga masyarakat.
Upaya penguasaan
dan pemanfaatan ilmu dan teknologi biasanya terbaca dari besarnya jumlah persentase
atau kontribusi ilmiah yang di hasilkan dan di sumbangkan peneliti untuk menjadi
rujukan pemerintah dalam penyusunan “RENSTRA”
pembangunan daerah kedepan.Terlepas dari
itu, kenyataan saat ini tentunya sangat memprihatinkan bagi Papua, terutama
karena tidak di inginkan daerah kita hanyalah akan menjadi sebuah pasar besar
untuk produk asing dan daerah luar Papua. Oleh karena itu di segala kebijakan
penggalakan dan upaya pemerintah daerah dengan sumber daya yang tersedia perlu
memikirkan agar hasil penelitian lokal menjadi “paten lokal” meningkat
secara nyata, sebenarnya tersirat hasrat mulia yaitu supaya jangan sampai
keunikan budaya masyarakat dan sumber daya alam
Papua menjadi komoditas dagang bangsa lain dan atau paten lokal Papua di
caplok orang luar.Lambatnya
pembangunan Papua ini memiliki ekor panjang, karena belajar dari masa lalu (resim orde baru) merupakan referensi
yang baik untuk menata strategi pembangunan Papua kedepan. Solusi menurut
penulis adalah sistem penarikan CPNS yang di lakukan pemerintah daerah belum
secara optimal memikirkan untuk membuka atau menambah formasi khusus peneliti
yang merupakan kebutuhan utama dalam menjawab lambatrnya pembangunan Papua. (Arius
Kambu. Ekonomi & Bisnis Uncen)
No comments:
Post a Comment