Monday, July 30, 2018

QUALITAS GORENGAN POLITIK PAPUA 2019 ?


Kepasar jualan pisang dan membeli pisang goreng memunculkan soal apa susahnya buat pisang goreng...jawabannya pasti mudah bagi mereka yang terdidik, namun susah bagi mereka yang lulusan kelas tiga sekolah dasar bahkan lebih rumit bagi mereka yang tidak pernah menyentuh bangku sekolah.

Tema kita kali ini berkaitan dengan gorengan. gorengan yang dimaksudkan adalah gorengan politik yang belum gurih alias analisisnya perlu ditambahkan bumbu dari yang bukan selingkungan ilmu biar semakin menarik karena ada warna-warni pemikiran untuk perubahan demokrasi yang masih tak sejalan.

Membaca di beberapa media baik cetak maupun online begitu banyak memunculkan issu politik 2019 yang sifatnya daur ulang saja atau issu ganti baju dengan memanfaatkan media untuk mengorengkan lebih gurih agar masyarakat terperangkap dalam jebakan untuk menjatuhkan pilihan di 2019 nanti.

Meminjam pesan yang diaminkan musikus terbaik Indonesia yang sudah mendunia di zamannya yaitu EBiET yang memberikan pesan bahwa "Kita benar-benar harus telanjang" pesan ini sebelum di analisis lebih jauh, maka penah ini inggin meminta injin salah karena secara garis besarnya atau sarinya adalah kita benar-benar harus selalu dan selau bercermin seperti beningnya embun pagi yang belum tersentuh debuh jalan.

Daur ulang issu sebagai jualan politik sebenarnya sudah tidak layak digunakan sebab model jualan yang mau disuarakan kembali itu pada masa lalu tidak berjalan sesuai dengan janji-janji kampanye sebab perahu yang digunakan membutuhkan biaya besar untuk tetap bertahan hidup.

Perjalanan demokrasi selama ini masih berada pada kategori abu-abu menuju hitam pekat sebab Tuhan belum memberikan kita pemimpin yang terbaik di zaman ini sebut saja seperti Ahok mantan gubernur DKI Jakarta yang mampu menjelankan program yang digerakan oleh misi.

Tahun ini lihat banyak pemimpin yang sudah terkena kasus ini dan itu masih juga tampil menyuarakan issu good governance yang diangkat sebagai produk unggulan untuk pertandingan 2019.

PERSIPURA KALAH KARENA FAKTOR USIA PEMAIN

Sis dan Bro analisis kita kali ini berkait dengan usia dalam olah raga yang banyak sekali menguras energi dan tenaga yaitu SEPAK BOLA. Pada halam koran ternama seukuran Papau sebut saja CEPOS-31-07-2018 memberikan informasi yang cukup menarik berkaitan dengan KEKALAHAN PESIPURA VS PERSELA itu katanya berdasarkan analisis di sebabkan faktor usia pemain di atas 30 tahun ada sebanyak 7 orang pemain.
Menurut para analisis kekalahan Persipura disebabkan karena usia yang membuat menurunya daya juang mereka atau dengan kata lain 7 pemain persipura sudah harus gantung sepatu alias pensiun dari lapangan hijau.

Analisis tersebut bisa menghasilkan jawaban SETUJU dan JUGA TIDAK SETUJU dengan faktor usia yang menyebabkan PERSIPURA menelan kekalahan dari PERSELA sebab banyak variabel X yang ikut juga memberikan kontribusi dalam sebuah tim.

Analisis usia dalam sepak bola, mari kita coba secara bersama-sama melihat Maldini di Ac Milan yang bermain bola melebihi usia normal atau ideal seorang pemain bola......Bagaimana pendapat Sis & Bro melihat issu usia.....jawabannya pasti bisa benar dan bisa juga salah.

Regenerasi dalam sebuah tim sepak bola itu sudah patut dilakukan agar tim tetap kompetitif di setiap musim, namun yang harus kita catat bahwa sepak bola sudah di kelola memakai konsep manajemen bisnis yang menyebabkan pelatih selalu berhati-hati memasang pemain yang masih minim jam terbangnya karena liga sudah berjalan.

Sebelum analisis tralaku dengan formula 1k-2g untuk kopi tubruk pertama sekali meminta ijin salah untuk memberikan catatan sebagai penikmat bola persipura yang dibelikan karcis baru mau nonton.

SIAPA PEMILIK BUAH PISANG


Mata Pena. Bangun pagi ku turut mama ke pasar jualan pisang dan membeli pisang goreng, lagu ini dinyanyikan berulang-ulang karena sudah menjadi kebiasaan hidup sebab masa lalu merupakan rujukan terbaik buat generasi berikut, itulah HUKUM ALAM. Ada informasi yang menarik namun kurang mencubit para pengantar suara warga yang perlu dihadirkarkan kembali sebagai bahan renungan kita bersama sebab katanya membangun dengan HATI kalau sudah pilih. Keripik pisang dengan merek ADI berbahasan dasar buah pisang dari SORONG sudah sedikit mendunia alias masuk pasar luar tempat produksi yang patut kita acungkan jembol karena sudah sedikit ikut mempromosikan yang sebenarnya bukan tupoksi seorang pengusaha kripik pisang tersebut. Semakin menarik untuk ditelusuri lebih jauh berkait siapa saya pemain di rantai nilai buah pisang yang menghasilkan kripik ADI tersebut, kita semua pasti menduga-duga bahwa bahan bakunya berasal dari wilayah-wilayah sekitar Sorong ataukan di datangkan dari luar Sorong itu semua bisa benar dan bisa juga salah sebab kita tidak punya data yang pasti. Pertanyaan besar yang harus di pecahkan bersama adalah Siapa saja pemain di rantai nilai KRIPIK PISANG ADI......mulai dari hulu sampai hilir.......Sis & Bro yang mau berjuang untuk warga kamu akan mulai dari mana.....

Sunday, July 29, 2018

ADA APA DENGAN PERSIPURA



sumber : google.com

Kalah menang dalam sebuah pertandingan itu HUKUM ALAM, namun perlu juga untuk kita membuat analisis tentang soal nomor berapa yang belum dijawab dengan baik yang menyebabkan nilai akhir tidak diterima oleh pemain kedua belas.

Analisis tralaku kali ini mungkin pertama-tama kita harus meminta ijin salah terlebih dahulu sebelum membuat analisis pertandingan PERSELA VS PERSIPURA, dimana yang mau dianalisis adalah Tim Persipura yang turun dengan formula 4-3-3 yang kalau dilihat dari sejarah perjalanan Persipura selalu bermain dengan Formula klasik 3-5-2 yang dipadukan dengan permainan bola-bola pendek serta rasa kepapuaan yang teramat sanggat kuat sekali.

Persipura turun dengan formula 4-3-3 yang merupakan kesukaan hampir sebagian besar pelatih-pelatih asal Brasil, formula ini biasanya digunakan untuk memaksimalkan 3 (tiga) sampai 4 (empat) gelandang serang dan hanya tersisa 1 (satu) unjung tombak. formula ini berjalanan efektif kalau bek tengah disiplin menjalankan fungsinya.

Berdasarkan Formula 4-3-3, ijin salah kalau kita lihat pertandingan PERSELA VS PERSIPURA ada peran yang diberikan tim pelatih pada IAN KABES, untuk bermain sebagai gelandang serang belum dijalankan peran yang diberikan dengan baik sebab IAN KABES pemain sayap murni dan yang sebenarnya pelatih harus memberikan peran itu kepada MANDOWEN cerita pasti lain. 

Untuk pertandingan berikutnya tim pelatih diharapkan sudah bisa mendiaknosis apa sumbatan utama yang membuat PERSIPURA belum bisa bangkit.

MENCARI MAYBRAT

TERSENYUM

Tahun ini awan terlihat gelap dipandang memakai kacamata jiwa, tahun penuh kecemasan, keraguan, kembimbangan, kepedihan yang datang dan per...