Konsep Manajemen Rantai Pasokan
Manajemen Rantai Pasokan (SCM) muncul
pada 1980-an sebagai sesuatu yang baru, filsafat integratif untuk mengelola
total aliran barang dari pemasok ke pengguna akhir dan berkembang
mempertimbangkan integrasi proses bisnis yang luas sepanjang rantai suplai. Keith
Oliver menciptakan istilah "manajemen rantai pasokan" pada 1982,
mengembangkan proses inventarisasi manajemen terpadu untuk neraca perdagangan
antara persediaan kliennya 'yang diinginkan dan tujuan layanan pelanggan. Fokus
asli adalah “ manajemen dari rantai pasokan seolah-olah itu adalah entitas
tunggal, bukan kelompok fungsi yang berbeda," dengan tujuan utama
memperbaiki penyebaran suboptimal dari persediaan dan kapasitas yang disebabkan
oleh konflik antara kelompok-kelompok fungsional dalam perusahaan (Feller,
Shunk and Callarman Tom, 2006:3).
Pengertian Manajemen Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply-chain
management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi
manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai
“mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah
(Heizer and Render, 2005:4)
Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi
Isnanto (2009:3) mengungkapkan Supply chain management (SCM) adalah suatu
sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang
saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut, istilah supply chain meliputi
juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi
barang jadi.
Aktivitas Rantai Pasokan
Terdapat empat aktivitas utama dalam
rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat
(make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344)
Klapper et al (1999:3-4) menyebut
keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
• Perencanaan (plan): Proses yang
memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari
tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
• Sumber (source): Proses yang melakukan
pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau
aktual.
• Membuat (make): Proses yang mengubah
barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau
aktual.
• Pengiriman (deliver): Proses yang
menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pemesanan, manajemen
transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan
atau aktual.
Menurut Heizer and Render (2005:4)
manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan:
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan
tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan,
prediksi, dan produksi.
Strategi Rantai Pasokan
Menurut Heizer and Render (2005:9-13)
perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh
barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
• Banyak Pemasok
Dengan strategi banyak pemasok, pemasok
menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang
umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.
• Sedikit Pemasok
Strategi yang memiliki sedikit pemasok
mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah,
pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia.
Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan
memungkinkan pemasok memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan
biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.
• Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal mengembangkan
kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli
perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk
integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk
membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat
produk jadi.
• Jaringan Keiretsu
Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa
Jepang untuk menggambarkan para ng menjadi bagian dari sebuah
perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan
karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian
teknis da kestabilan mutu produksi.
• Perusahaan Virtual
Perusahaan yang mengandalkan beragam
hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga
dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.
Permasalah dan Peluang dalam Rantai Pasoka yang Terintegrasi
Tiga pemasalah merumitkan pengembangan
rantai pasokan yang efisien da terintegrasi yaitu optimasi lokal, intensif, dan
lot besar (Hezer and Render, 2005:15)
• Optimasi Lokal
Anggota rantai pasokan harus memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung
berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau
penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang
pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami kekosongan stok atau
berlebihan.
• Insentif (Insentif Penjualan, Potogan
karena Kuantitas, dan Promosi)
Insentif memasukkan barang dagangan ke
rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan
fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.
• Lot Besar
Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar
sebab hal ini cenderung mengurangi biaya per unit. Manajer logistik
inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang penuh dengan muatan, dan
manajer produksi menginginkan produksi berjalan jangka panjang. kedua hal ini
menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan penjualan yang nyata.
Terdapat beberapa peluang dalam rantai
pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk manajemen yang efektif dalam rantai
pasokan meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render, 2005:16-19)
1. Data “Pull” yang Akurat
Data pull yaitu data penjualan yang
menganjurkan transaksi untuk “menarik” produk melalui rantai pasokan.
2. Pengurangan Ukuran Lot
Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang
agresif. Hal ini meliputi (1) membuat pengiriman yang ekonomis, yang kurang
dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume
tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi
ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai
bentuk pembelian elektronik.
3. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali
Menunjuk satu anggota dalam rantai
pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam
rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan
dalam rantai pasokan berdasarkan “pull’ dari pelanggan.
4. Persediaan yang Dikelola Vendor
Penggunaan pemasok lokal untuk menjaga
persediaan bagi produsen untuk menjaga persediaan bagi produsen atau pedagang
eceran.
5. Penangguhan
Menunda modifikasi atau penyesuaian apa
pun pada produk selama mungkin dalam proses produksi.
6. Perakitan Saluran
Menangguhkan perakitan akhir sebuah
produk sehingga saluran distribusi dapat merakitnya. Dengan strategi ini,
persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk peramalan yang lebih singkat
dan akurat.
7. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus
Pengiriman langsung dari pemasok ke
konsumen, dan bukan dari penjual, yang menghemat waktu dan biaya pengiriman
ulang.
8. Blanked Order
Sebuah komitmen kesanggupan pembelian
jangka panjang bagi suatu pemasok untuk barang yang akan dikirim berdasarkan
dokumen pelepasan jangka pendek.
9. Standarisasi
Mengurangi banyaknya variasi dalam
komponen dan material untuk membantu mengurangi biaya.
10. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan
Dana
Pemesanan elektronik dan pemindahan dana
mengurangi transaksi dengan menggunkan kertas. Departemen pembelian dapat
mengurangi banyaknya pekerjaan ini denganmenggunakan pemesanan secara
elektronik untuk membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak hanya
dapat mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus
pembelian tradisonal yang panjang.
Konsep Manajemen Rantai Pasokan Ritel
Peritel mungkin menjadi saluran yang
paling penting dalam rantai pasokan. Mereka menghubungkan pelanggan dengan
vendor yang menyediakan barang dagangan. Ini adalah tanggung jawab peritel
untuk mengukur keinginan dan kebutuhan pelanggan dan bekerja dengan anggota
lain dari supply chain untuk memastikan barang dagangan yang diinginkan
pelanggan tersedia ketika mereka menginginkannya (Levy and Weitz, 2004:310).
Gambar 2.1. menunjukkan aliran barang
dan informasi pada rantai pasokan ritel. Aliran barang di awali dari bahan baku
kemudian diolah oleh perusahaan pengolah dan kemudian dilanjutkan ke fasilitas
distribusi. Fasilitas distribusi dapat menyalurkan langsung ke pelanggan atau
mengirimkannya ke toko yang kemudian menjualnya kepada pelanggan. Aliran
informasi bekerja sebaliknya. Diawali dengan kebutuhan konsumen yang mereka
cari di toko pengecer atau langsung ke distributor, distributor kemudian
mengalirkan onformasi kebutuhan konsumen ke perusahaan pengolah dan perusahaan
mengolah memproduksi barang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Supply Chain Operation Reference (SCOR)
SCOR merupakan suatu cara untuk memahami
suatu rantai pasokan dengan menggunakan model proses. Dewan supply chain
menciptakan model SCOR sebagai cara bagi perusahaan untuk berkomunikasi. Ini
adalah kerangka kerja untuk memeriksa rantai pasokan secara detail,
mendifinisikan dan mengkategorikan proses membentuk rantai pasokan, menempatkan
metrik dengan proses, dan mengkaji tolak ukur yang sebanding (Klapper et al
1999:3-3).
SCOR adalah suatu model acuan dari
operasi rantai pasokan. Model ini didesain untuk membantu dari dalam maupun
luar perusahaan mereka, selain itu model ini memiliki kerangka yang kokoh dan
juga fleksibel sehingga memungkinkan untuk digunakan dalam segala macam
industri yang memiliki rantai pasokan (Anggraeni:2009).
Ruang lingkup dalam penerapan model SCOR
adalah seluruh interaksi pemasok atau konsumen dari masuknya pesanan sampai
adanya faktur pembayaran, seluruh transaksi produk dari pemasoknya pemasok
sampai konsumennya konsumen, seluruh interaksi pasar dari permintaan agregat
sampai pemenuhan kebutuhan satu sama lain, yang terakhir adalah pengembalian
(Anggraeni:2009).
Sumber : justmerisa.blogspot.co.id