“Kampung On Line” sebagai unit penting dalam memberdayakan Kampung-Kampung, khususnya dalam
hal transaksi informasi dan pasar adalah dihadirkannya jaringan sistem
informasi komunikasi canggih yang “on-line”
dengan sistem global. Intinya berbentuk pengembangan sistem jaringan berbasis
teknologi informasi yang menghubungkan sentra-sentra kemandirian usaha rakyat
Kampung sehingga terbentuknya jaringan pasar domestik, regional, nasional dan
internasional untuk kepentingan anak Kampung sebagai pelaku usaha.
Jaringan ini dikembangkan agar
anak Kampung siap bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem yang paling
canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga-lembaga internasional. Unit ini
merupakan public property, dikelola
oleh suatu kelembagaan tingkat Provinsi yang dimiliki asosiasi koperasi koperasi Kampung sehingga tercermin
daulat Kampung dalam kinerjanya. Simpul jaringan yang merupakan pusat pelayanan
tingkat Provinsi ini merupakan gerbang informasi (information
gateway) yang merupakan sarana kunci bagi Kampung-Kampung untuk berhubungan
langsung dengan global. Gerbang ini dikelola secara mandiri mengunakan akses
langsung ke satelit tanpa harus tergantung pada Jakarta atau pusat
manapun.
Pada tingkat Kampung, unit
fasilitasi informasi ini merupakan pekerjaan lanjut dari Tim Fasilitator, yang
ruang lingkup kerjanya antara lain : (1) Membangun suatu sistem
pengumpulan informasi dan data dari seluruh kawasan produktif Kampung melalui
kelompok usaha Kampung dengan tingkat akurasi maksimal. Data yang diperlukan
meliputi jenis komoditi, luas produksi,
kemungkinan panen dan estimasi hasil produksi. (2) Melakukan pemasukan data
aktifitas usaha Kampung (data entry)
ke unit personal komputer mutakhir yang dimiliki tiap Kampung. Data entry
dilakukan tiap hari diseluruh Kampung dalam suatu format tertentu dan
ditabulasi oleh lembaga di Provinsi untuk dijadikan data Provinsi. Dengan demikian Provinsi memiliki data harian dan data estimasi produksi dalam waktu-waktu
tertentu.
Transaksi data berlangsung dua arah dimana tabulasi data Provinsi dapat diakses tiap Kampung. Demikian pula karena sistem ini “on-line” dengan global, maka tiap
Kampung dapat saja mencari informasi ke tingkat Nasional dan global sesuai
kebutuhannya. Misalnya petani kopi di Kabupaten Jayawijaya boleh mengakses
bursa kopi di London dan New York.
Akhirnya, apa saja kebutuhan akan informasi dan jasa dapat diakses melalui
jaringan ini. Jaringan tersebut menerapkan sistem open consumer society cooperatives (koperasi masyarakat konsumen terbuka), dimana para konsumen
adalah sekaligus pemilik usaha dari layanan yang dinikmatinya. Hal ini akan
menumbuhkan suatu siklus kinerja usaha yang paling efisien karena pembeli
adalah juga pemilik sebagaimana iklan di banyak negara yang menganut sistem
kesejahteraan sosial masyarakat (welfare
state) dengan motto : “belanja kebutuhan sehari-hari di toko milik
sendiri”.
Secara teknis sistem ini dikembangkan
sedemikian rupa dengan didukung oleh jaringan telekomunikasi, jaringan
pembiayaan, jaringan usaha dan perdagangan, jaringan advokasi usaha, jaringan
saling ajar, serta jaringan sumber daya lainnya seperti hasil riset dan
teknologi, berbagai inovasi baru, informasi pasar, kebijaksanaan dan intelijen
usaha, dan sebagainya.
Pengembangan jaringan dilakukan dengan mengutamakan pendekatan yang adil dan
merata bagi setiap anak Kampung maupun masyarakat Papua pada
umumnya, agar tidak terjadi lagi diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu
yang selama ini disudutkan dan disebut sebagai beban pembangunan.
Dalam hal ini sistem ekonomi
jaringan berkontribusi mempercepat laju pencapaian demokrasi ekonomi sebagaimana
diamanatkan oleh Udang-Undang Otonomi Khusus Papua lebih khusus
Perdasus Pengelolaan SDA Papua yang sementra dipersiapkan Gubernur Provinsi
Papua (lihat Cepos 16/2015/13). Bila akses terhadap berbagai sumber daya dilakukan secara bebas, maka
berbagai ketidak seimbangan aliran informasi bisa diatasi. Bila aliran
informasi dimaksud lancar kepada masyarakat, maka akan bertumbuh pula kontrol
yang efektif sehingga praktek dis-informasi sektor keuangan misalnya dapat
diberantas habis.
Pada akhirnya, ekonomi berbasis
jaringan adalah suatu pendekatan perekonomian yang menghimpun para pelaku
ekonomi, baik itu produsen, konsumen, service
provider, equipment provider, cargo, transportation unit, airline,
perbankan dan lain-lain dalam suatu jaringan yang terhubung secara elektronik.
Dengan melakukan pembenahan di
bidang “flow of information (aliran
informasi)” dan “flow of money
(aliran dana)” sebagai implikasi logis perubahan sistem sentralistis ke
otonomi, maka diharapkan secara alami akan bertumbuh “flow of goods and services (aliran barang dan jasa)” dalam bentuk
perdagangan antar Kampung atau Kabupaten, nasional sampai
internasional berdasarkan pada potensi dan komoditi
unggulan Kampung masing-masing di Papua.
Unit transaksi informasi ini
dibangun di seluruh Kampung dalam bentuk simpul jaringan elektronik yang
bertugas secara umum sebagai Multi-purpose
Community Telecenter (berperan memfasilitasi anak Kampung untuk mengakses
informasi, seperti informasi produksi, pasar, informasi perkreditan, informasi
dukungan teknologi, dukungan konsultasi usaha, komunikasi dengan pembeli dari
luar sampai-sampai kebutuhan sekunder tingkat keluarga dan lain-lain). Seluruh
simpul tiap Kampung akan dihubungkan secara elektronis melalui jaringan
teknologi informasi (internet).
Dengan demikian, jaringan bersifat “on-line” ini diharapkan akan menjadi
infrastruktur pendukung terpenting bagi dunia usaha masyarakat Papua Baru yang
berkeadilan dan merata sesuai keinginan
Gubernur Provinsi Papua.
Unit transaksi informasi ini
difasilitasi dan dikelola oleh Tim Fasilitator yang sudah punya visi pembangunan berbasis Kampung misalnya Pendaping RESPEK. Infrastruktur yang
dibutuhkan cukup sebuah Personal Komputer kapasitas mutakhir
yang terpasang saluran telepon.
Unit ini akan menjadi denyut
jantung berbagai usaha Kampung dan merupakan episentrum pemberdayaan Kampung.
Seiring dengan bertumbuhnya aktifitas Kampung akibat tidak ada lagi kendala
informasi, diperhitungkan anak Kampung potensial tidak perlu lagi merantau
karena ia dapat hidup dan berusaha dengan leluasa di Kampung sendiri. Artinya
sekaligus mengatasi kelangkaan sumber daya cerdas produktif tingkat Kampung.
Implikasi kehadiran simpul jaringan diperkirakan akan meluas dalam bentuk efek
berantai sehingga dalam waktu tidak terlalu lama kita akan dapat pula mengatasi
kelangkaan SDM berkualitas yang mengelola infrastruktur sosial budaya Kampung.
Sebagai bagian dari upaya mengkampanyekan gerakan kembali ke kampung selayaknya unit transaksi informasi ditetapkan
di Gereja yang sekaligus berfungsi sebagai lokal-host atau pelayanan lokal.
Seluruh dusun-dusun merupakan unit-unit lebih kecil cakupan kapasitasnya
melayani kebutuhan transaksi informasi tingkat dusun. Kelak, keberadaan unit
ini memicu bertumbuhnya fungsi ekonomi di dusun-dusun. Pola transformatif ini pada gilirannya akan menghadirkan praktik manajemen yang merupakan
sinergi produktif prinsip-prinsip manajemen
bisnis dengan manajemen publik, yang mencirikan transparansi dan akuntabilitas.
Sinergi Dalam Kampung
Dalam Provinsi. Sinergi berbagai elemen dalam
Kampung niscaya akan menghadirkan sebuah kekuatan ekonomi baru berbasis
Kampung-Kampung. Sinergi kekuatan dari Kampung-Kampung adalah potret ekonomi
Papua di masa depan. Dengan demikian, rasanya tak perlu terlalu merisaukan berbagai kebijakan publik
yang dicetuskan kabinet kerja Jokowi. Apapun wujudnya kebijakan itu, tentu kampung-kampung di Provinsi Papua ini akan siap menghadapi. (Arius Kambu. Ekonomi & Bisnis Uncen)