Sudah dikase
begitu banyak pemekaran mulai tingkat kampung, distrik sampai kabupaten
dan provinsi yang di sertai anggaran yang tiap tahun terus meningkat,
belum juga membuat masyarakat mengucap syukur atas berkat yang diberikan
ini.
Publikasi data statistik yang dikeluarkan para analisis
dengan memakai metode yang teramat cangih semuanya hanya sebatas
mengeluarkan rekomendasi potensi ekonomi sektoral yang konon katanya
kalau di kelola dengan baik akan menguraikan kemiskinan di kampung.
Belajar dari Sulawesi yang kalau tidak salah merupakan pemain utama
komoditi kakao nomor satu di Indonesia yang luas wilayah dan kesuburan
tanahnya mungkin kalah dengan tanah papua yang tete manis kase ini.
Lokomotif ekonomi utama pulau Sulawesi sudah jelas arahnya pertanian
dalam arti luas.
Sementara bila dilihat dari daftar daerah penghasil komoditi kakao Indonesia, Papua berada dalam urutan kelompok lain-lain, akan menimbulkan pertanyaan Apa yang salah dan siapa yang melahirkan kesalahan...!
Arus anggaran yang masuk tiap tahun akan semakin bertambah sementara arah membangun dan mengembangkan ekonomi berbasis nilai hidup masyarakat sudah semakin tidak jelas sebab masing-masing sudah sibuk dengan urusan dirinya sendiri. Anggaran yang besar itu diharapkan akan melahirkan inovasi-inovasi baru atau pusat-pusat ekonomi baru berbasis nilai hidup setempat.
Sementara bila dilihat dari daftar daerah penghasil komoditi kakao Indonesia, Papua berada dalam urutan kelompok lain-lain, akan menimbulkan pertanyaan Apa yang salah dan siapa yang melahirkan kesalahan...!
Arus anggaran yang masuk tiap tahun akan semakin bertambah sementara arah membangun dan mengembangkan ekonomi berbasis nilai hidup masyarakat sudah semakin tidak jelas sebab masing-masing sudah sibuk dengan urusan dirinya sendiri. Anggaran yang besar itu diharapkan akan melahirkan inovasi-inovasi baru atau pusat-pusat ekonomi baru berbasis nilai hidup setempat.
Belajar dari Pulau Sulawesi.....kenapa harus ke pulau pulau-pulau lain di Indonesia.....!
No comments:
Post a Comment