Saturday, February 10, 2018

SORONG AWAL JANUARI 2018


SORONG AWAL JANUARI 2018. Kumbang plastik hitam, mulai bertebaran membuat formasi di negeri yang dulu ada minyaknya (sorong) mengambil sari bunga di pekarangan rumah dengan tak pernah merasa maluh sama pemilik lahan.

Aku kaget ketika melihat pergerakan yang sudah semakin tidak beraturan dilakukan si kumbang plastik hitam itu. Aku mera sedih ketika melihat realitas sosial itu dengan membuka kembali berbagai catatan tentang Sorong yang disampaikan para pakar dengan berbagai analisisnya bertabrakan arus dengan kondisi saat ini.

Aku terus berjalan untuk mencari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang digerakan ekonomi lokal orang Papua Asli Moi dan Orang Papua Bukan Moi dengan komoditi yang berbasis nilai hidup (pisang, kasbi, petatas, sayur kangkung, sayur hutan, hasil buruang di hutan, dan hasil tangkapan di kali serta nilai hidup yang lain).

Aku terus melangkah mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lokal Orang Papua Asli Moi dan Papua Bukan Moi itu, untuk bisa memberi simpulan kecil bahwa proteksi ekonomi harus di lakukan ataukah tetap pada ekonomi berkeadilan.

Puluhan kilo Aku lewati sebut saja tampa garam sampai pelapuhan konteiner semua potret dilahap habis sampai melintas sedikit di wilayah Aimas yang dulu konon katanya lumbung padi untuk sua sembada beras itu hari ini yang terlihat bukan padi yang ditanami melainkan pohon-pohon tembok yang tumbuh subur.

Mengeliatnya kota ini mulai menganggu anak asli papua moi dan papua bukan moi pada sektor ekonomi, pertumbuhan ruko semakin liar memberikan pejelaskan bahwa pemain utama pada bisnis ini adalah pemilik modal.

Dalam perjalanan merangkaikan cerita kota sorong yang sudah mulai semakin kabur karena buku yang Anda baca dengan buku yang saya baca tahun terbitnya tidak sama ataukah kaca mata Anda dengan kaca mata saya beda pada ples minernya.

Aroma malam mulai tercium ketika matahari di jemput malam di atas langit raja ampat....aku melangkah dan terus melangkah menikmati indahnya malam di satu taman yang diabadikan dalam lagu Insos Raja Ampat & Bunga Cenderawasih yaitu Taman Deo Sorong.

Dalam menambah refrence tentang kota ini, aku harus mendalami kehidupan malam dengan mampir sebentar di taman deo mengisi bahan bakar dan melanjutkan perjalanan melihat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang digerakan oleh orang asli papua moi dan papua bukan moi pada malam hari hampir juga di pastikan bahwa ekonomi kota ini semuanya digerakan oleh kawan-kawan dari luar Papua sebagai pemilik modal. 

No comments:

Post a Comment

MENCARI MAYBRAT

TERSENYUM

Tahun ini awan terlihat gelap dipandang memakai kacamata jiwa, tahun penuh kecemasan, keraguan, kembimbangan, kepedihan yang datang dan per...