Tuesday, May 14, 2019

LUKA JIWA


Masa lalu masih memiliki ekor panjang sampai hari ini, yang terus menggelinding bagaikan bola salju. Masa lalu masih memiliki ekor panjang atau dalam istilah kekinian susah move on. Fenomena ini bisa diamati atau di scan dari segala persoalan yang terjadi selalu saja disebut Amber/ Pendatang/ Non Papua sebagai penyebab masalah.

Pendapat seperti ini sebenarnya kecenderungan lebih besar dipengaruhi informasi masa lalu yang diceritakan berulang-ulang tentang status Papua dalam peta Indonesia, yang menurut kaum terdidik dan masyarakat kebanyakan belum sah. Status Papua ini diduga sebagai “Luka Jiwa” yang membuat sampai rasa ke Indonesia orang Papua menjadi ganda. 

Sumber penyebab luka jiwa di atas, masih menjadi gorengan yang menarik, lesat dan gurih serta harganya murah meriah ini dikelola dengan baik dan cerdas oleh kelompok intelektual yang katanya nasionalis untuk mencapai tujuan individu kelompok dan golongan.

Hasil scan yang dilakukan melalui berbagai peristiwa perjalanan Papau sampai tahun ini memberikan informasi bahwa pertarungan terbuka melalui partisipasi langsung warga memilih siapa yang diunggulkan sebagai perpanjangan tanggan di parlemen menjadi lemah sebab modal hitam kulit keriting rambut tidak cukup sebab menjadi minoritas dalam daftar pemilihan tetap.

Keterwakilan di parlemen semakin menurun, ini juga perlu di lihat sebagai sebuah teguran keras atas perilaku kita yang mementingkan diri sendiri dan kurang melihat efek keberlanjutan dan diperparah lagi namun belum disadari bahwa politik kekhususan membuat Orang Asli Papua kembali hidup dalam goanya masing-masing.@arkam

No comments:

Post a Comment

MENCARI MAYBRAT

TERSENYUM

Tahun ini awan terlihat gelap dipandang memakai kacamata jiwa, tahun penuh kecemasan, keraguan, kembimbangan, kepedihan yang datang dan per...