Sunday, November 23, 2025

SUARA DARI JALAN MERAUKE

arkam

Suara dari jalan Merauke, perjalanan penulisan ekonomi jalanan sebagai bagian komunikasi publik sebagai cara merawat kewarasan, untuk memahami apa makna dibalik masalah yang mereka hadapi. Mereka dihadirkan semesta untuk mendiami tanah selatan bukan menderita, kalau mereka tau lahir menderita, maka mereka pasti menolak untuk lahir sebagai orang asli Merauke.

Dimana, ada pembiaran pada aspek jaga kelaparan, jaga kebodohan didesain sistematis agar mereka tetap menggantungkan hidup dan kehidupan di kail bantuan pemerintah sebagai pendapatannya utama. Hari ini, ya hari ini, mereka butuh penjelasan dibalik masalah yang mereka hadapi. Kenapa mereka butuh penjelasan, karena elit lokal dari jalan birokrasi dan politik tidak punya kuasa untuk menjawab masalah yang dihadapi masyarakat pribumi.

Disamping itu, elit lokal belum juga sadar bahwa fungsinya terbatas, bagaimana dengan fungsi yang terbatas bisa memiliki kuasa untuk menjawab masalah masyarakat pribumi yang hidup marjinal dan masih bekerja sebagai kaum huruf. Sementara, elit lokal di birokrasi dan politik masih bermental peramu dan belum punya kemampuan menolong diri sendiri. Bagaimana ceritanya, kalau diri sendiri belum cukupi kebutuhan, bagaimana mau memikirkan orang lain.

Sementara itu, para pemimpin mendapat gaji dan fasilitas negara, apakah mereka memikirkan suara generasi emas yang menulis cita-cita mereka, minta seribu om, tarikan nafas di kaleng aibon dan sebagian generasi emas lain menyambung hidup dengan kekerasan. Hal ini, muncul tanya apa arti janji politik dan sumpah janjinya, berbakti untuk rakyat atau berbakti untuk elit kepentingan global.

Walaupun di depan mata itu terlihat dari himpitan ekonomi sebagai pemicu utama masalah urusan perut menyebabkan berbohong dan dibohongi tumbuh subur sebagai gaya hidup menyebabkan kamu silat lidah untuk elit kepentingan dan selalu ikut mendayung sebagai kebiasaan para birokrat atau politisi karena segala sesuatu diselesaikan dengan segala sesuatu juga.

Kamu harus tau, kami tau surga itu berbuat baik, neraka itu berbuat jahat pada semua insan, maka itu urusan makan, urusan rasa aman kami cari sendiri, yang kami minta kamu jangan omon-omon, kamu jangan pura-pura “playing god” bertindak seolah-olah memiliki wewenang dan kekuasaan seperti Tuhan. Kamu seharusnya sudah harus sadar bahwa pentingnya air mata adalah membuat lembutnya hati yang keras untuk menghadirkan sukacita karena mereka butuh didengar.@arkam

No comments:

Post a Comment

MENCARI MAYBRAT

RUMAH DALAM DIRI

arkam Menulis bukan sekadar merangkai huruf, bukan pula kegiatan mengisi lembar kosong demi sebuah cerita. Menulis adalah jalan pulang, sebu...