MEMAHAMI TRANSFORMASI
KEPEMIMPINAN ORANG TUA PADA KEPEMIMPINAN BOBOT
Penelitian-penelitian antropolog memberikan informasi
munculnya kepemimpinan yang disebut bobot
di Meybrat sudah kurang lebih empat abad yang lalu mengenal sistem politik yang
didasarkan pada gerontocracy atau
kepemimpinan orang tua dan bukan sistem politik atas kekuasaan satu orang
sementara sistem kepemimpinan yang bersifat gerontocracy hanya
di dalam lineage atau cabang klen
sendiri. Kepemimpinan gerontocracy
menjadi hilang ketika
muncul suatu kelompok sosial baru di dalam masyarakat yang disebut bobot. kelompok sosial baru muncul
sebagai akibat makin pentingnya peranan bo
dalam kebudayaan orang Meybrat. Pada awalnya bo hanya mempunyai fungsi sosial, yaitu untuk mempertahankan
kelompok dan interest kelompok.
Fungsi ini kemudian secara lambat laun berubah menjadi kepentingan individu
sebagai akiibat faktor sosial ekonomi. Demikianlah muncul suatu kelompok baru
di dalam masyarakat yang lebih bersifat kelompok ekonomi, yang walaupun ikatan
klen masih terjalin, namun lebih mendasarkan diri pada perjuangan yang bersifat
indivisu yang memperoleh kekuasaan dan prestise pribadi.
Pendapat ini menjelaskan bahwa apabila seseorang dengan
kemampuan pribadi berhasil mengumpulkan sebanyak-banyak bo maka orang tersebut mendapatkan pengikut dan disebut bobot.
Di samping itu istilah bobot memiliki
tiga arti dalam pemikiran orang Meybrat ialah pertama bobot berarti pemimpin, khususnya serang pemimpin dari serangkaian
upacara ritual yang disebut orang asing (pendatang) pesta bobot. Kedua seorang yang mempunyai pengikut anak buah kuseme, yang mempunyai kekuasaan dan
kemampuan dalam melaksaakan upacara tukar menukar dan memberikan banyak
”pemberian” kepada orang lain. Ketiga seseorang yang berhasil menyelenggarakan
pesta penukaran yang diadakan dalam rangka upacara-upacara sekitar lingkungan
hidup pada orang Meybrat. Sedangkan ada pendapat lain menyebutkan bahwa
pemberian nama bobot diberikan kepada
seseorang yang pernah membunuh orang lain.
Penjelasan-penjelasan di atas ni menunjukkan kepada kita
bahwa nama atau gelar bobot terutama
diberikan dan dipakai oleh orang yang mampu menyelenggarakan upcara
tukar-menukar yang disebut pesta bobot
karena karena memiliki banyak bo.
Sementara penggunaan nama bobot karena
pernah membunuh orang kurang melembaga dalam kebudayaan orang Meybrat (kurang
penting).
Selanjutnya dapat dijelaskan alasan pertama bobot berarti pemimpin, khususnya serang
pemimpin dari serangkaian upacara ritual yang disebut orang asing (pendatang)
pesta bobot alasan inilah yang
mendorong orang Meybrat mencapai posisi
bobot, sedangkan alasan kedua dan ketiga merupakan faktor pelengkap.
Secara teori setiap pria dewasa dapat menjadi bobot, jika syarat-syarat tertentu
dipenuhi. Menurut orang Meybrat, orang yang ideal untuk disebut bobot adalah orang yang mempunyai
pengetahuan yang baik tentang bisnis, di samping itu selalu bersedia untuk membantu
orang lain dalam masalah-masalah ekonomi. Atau dengan penjelasan lain seorang bobot adalah orang kaya yang bermurah
hati. Tentang syarakat pertama, pengetahuan bisnis, menurut ukuran dan
pengertian orang Meybrat dapat kita lihat pada penjelasan-penjelasan berikut.
Ukuran orang Meybrat untuk menentukan apakah seseorang
itu mempunyai kemampuan bisnis atau tidak terlihat pada pengetahuan
memanipulasi sirkulasi bo. Orang
Meybrat berpendapat bahwa bo harus
selalu bergerak, artinya harus secara terus menerus beredar dari satu orang
kepada orang yang lain dan dalam peredaran itu harus membawa keuntungan.
Keuntungan di sini mengandung dua makna, ialah materi dan makna prestise
(non-materi). Prinsip keuntungan mengandung dua makna tersebut di atas ditegaskan
oleh orang Meybrat dalam ungkapan berikut : to
bo saw, murio tefo, artinya saya menerima satu, saya mengembalikan banyak .
Untuk memahami prinsip keuntungan yang terkandung dalam ungkapan di atas, maka
secara singkat di jelaskan bawah sistem tukar-menukar bo orang Meybrat, pada bobot
merupakan titik pusat dari segala aktivitas transaksi. Setiap bobot mempunyai jumlah partner dagang
yang bervariasi antara delapan sampai enam puluh orang. Selanjutnya
masing-masing partner mempunyai partner-partner dagang lain lagi sehingga
secara keseluruhan mereka membentuk suatu jaringan teman dagang yang meliputi
seluruh daerah pedalaman Kepala Burung.
Dalam tukar menukar bo,
setiap bobot berusaha untuk mengembalikan
kepada partnernya jumlah barang (bo)
yang lebih banyak dan bahan yang berkualitas lebih baik darpada apa yang
diterimanya. Tindakan ini menimbulkan dua hal : di satu pihak mendatangkan
keuntungan materi bagi pihak penerima
dan di pihak yang lain menyebabkan naiknya prestise pihak pemberi. Pandangan
orang Meybrat untuk selalu memberikan lebih banyak kepada pihak kreditor atau
pemberi seperti terurai di atas menimbulkan semacam persaingan yang terus
menerus berlangsung antara para bobot.
Persaingan tersebut menyebabkan sistem tuar menukar bo bersifat ekonomi prestise. Tujuan tukar menukar bo pada orang Meybrat adalah bukan untuk
mencapai kesejahteraan sosial, melainkan untuk mendapatkan prestise atau dengan
kata lain tujuan tukar menukar bo pada
orang Meybrat adalah mencapai kedudukan terpandang dalam masyarakat. Menjadi
terpandang dalam masyarakat Meybrat oleh karena kekayaan-memiliki banyak bo – menyebabkan seseorang mempunya
pengikut dan berhak untuk membuat keputusan. Di sinilah letak hubungan antara
aspek ekonomi dengan aspek politik. Mempuanyai kemampuan dalam bidang ekonomi
prestise seorang bobot dapat menciptakan hubungan-hubungan sosial
ekonomi tertentu dengan warga masyarakat yang lain dalam bentuk hubungan
simetris dan hubungan asimetris.
Hubungan simetris adalah hubungan yang terjadi antara
para bobot yang mempunyai kedudukan
dan peran yang relatif sama. Sebaliknya hubungan asimetris adalah hubungan yang
terjadi antara seorang bobot dengan
anggota-anggota masyarakat lainnya yang tidak berstatus bobot . hubungan ini mempunyai hubungan patron-klien. Seorang bobot berperan sebagai patron sedangkan
anggota masyarakat lain yang tidak berstatus bobot, terutama mereka yang menjadi anak buah bobot, kuseme berperan
sebagai klien. Di sini peran dan kedudukan kedua belah pihak tidak sama. Pada
hakekatnya seorang bobot yang mempunyai kedudukan dan peran yang lebih
penting dalam hubungannya dengan seorang warga biasa, dapat menggunakan
wewenang yang diperoleh melalui kedudukannya untuk memaksakan kehendaknya pada
orang lain.
Walaupun secara teori setiap pria dewasa mempunyai hak yang sama untuk bersaing menjadi bobot, namun hanya sedikit yang dapat berhasil mencapai kedudukan tersebut. Mereka yang berhasil menduduki status tersebut adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk berdagang dan bertransformasi lewat pendidikan seperti :
Orang-orang yang mempunyai kemampuan sajalah yang mampu
untuk menyelengarakan transaksi-transaksi bo.
Biasanya transaksi-transaksi itu diadakan pada tempat-tempat khusus dan pada
kesempatan-kesempatan tertentu, bukan pada sembarangan tempat dan waktu.
Tempat-tempat transasksi berlangsung berupa bangunan-bangunan rumah yang
disiapkan khusus untuk maksud tersebut dinamakan sachefra atau rumah pesta tengkorak (schedelfeesthuizen) dan sabiach bach atau rumah pesta pertandingan (speelhuis). Waktu-waktu yang biasanya
ditetapkan untuk melaksanakan transaksi itu biasanya terjadi pada saat adanya
suatu upacara atau pesta tertentu, misalnya pada upacara pembayaran tulang
orang yang telah meninggal dunia, pada upacara inisiasi atau pesta pernikahan. (Mansoben
JR 1995).
(Arius Kambu, Ekonomi Uncen)
(Arius Kambu, Ekonomi Uncen)
No comments:
Post a Comment