SIAPA YANG AKAN BERBICARA UNTUK ANDA
(Inilah yang diberitakannya : “ Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa daripadaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” Markus 1:7)
Dr. Arkam
Pengajar & Periset Teori Organisasi
Meminjam pandangan analis dalam injil Markus 1:7, yang diturunkan
dalam tulisan Stevenson dkk. menyelaskan kepemimpinan visioner secara
aplikatif dalam bentuk pertanyaan yang secara operasional mengalir
membuka jendela di pasar gagawasan atau dengan kata lain merupakan
pekerjaan rumah setiap orang yang ingin menjadi pemimpin masa depan.
Siapa yang akan berbicara untuk Anda ? Siapa yang membicarakan tentang diri Anda ? Apa yang mereka katakan ?
Ini
adalah pertanyaan vital bagi setiap pemimpin dari setiap calon
pemimpin, baik bagi dirinya maupun kualitas kepemimpinannya. Apa yang
dikatakan orang lain – pada Anda, untuk Anda dan tentang Anda ?
diasumsikan bahwa kalau tidak ada seorang pun yang membantu
mengkomunikasikan kepemimpinan Anda ?, maka tidak akan ada yang
mengikuti Anda. Jika pesan yang disampaikan itu menyimpan dari pesan
yang sebenarnya, maka Anda harus memperhatikan kualitas dan ketelitian
komunikasi Anda.
Memang kita mengerti, sebagai orang
percaya, bahwa hanya satu hal yang kita tahu bahwa Yesus menganggap
penting apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini ditegaskan dengan
dipilihnya Yohanes Pembabtis yang hebat dan mempesona. Yohanis, mungkin
manusia paling efektif sepanjang masa., menerapkan standar tinggi yang
harus diikuti para pemimpin ketika memiliki bembicara, seseorang yang
harus dipilih baik oleh para pemimpin maupun mereka yang berbicara untuk
mereka dimana ini akan menjadi jalur kepemimpinan. Hubungan antara
Yesus dan Yohanis Pembaptis menunjukkan bahwa kebenaran selalu
diutamakan dan menjadi elemen paling penting bagi penyampaian pesan dan
seorang pembicara yang berkualitas akan terus menyampaikan kebenaran
meskipun dalam masa yang sulit ketika kebenaran mungkin tidak lagi
populer. Para pemimpin sekarang harus memiliki komitmen semacam ini agar
bisa mewakili para pengikutnya.
Berth Kambuaya memiliki
cara yang sangat mengagumkan untuk melakukan hal semacam ini : Dia
menghargai setiap timnya dan sangat menghargai mereka di depan bawahan.
Ia memberikan ruang pada timnya dalam memyampaikan pendapat mereka yang
didukung dengan analisis kemampuan dan kelemahan dengan memberikan
asumsi yang jelas dalam menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan
organisasi berkualitas., jangan ragu-ragu untuk menghargai pendapat Anda
di depan bawahan-sesering mungkin.
Sebaliknya, Berth
Kambuaya menunjukkan bagaimana cara menghindari masalah yang menimpa
banyak pemimpin dalam menyampaikan masalah yang menimpa diri mulai lebih
sering memikirkan diri mereka sendiri daripada orang-orang atau pesan
yang akan mereka sampaikan. Status jabatan dan kesenangan menjadi lebih
penting daripada apa atau siapa yang mereka wakili sehingga pada
akhhirnya akan menghancurkan tim. Tetapi hal ini tidak terjadi pada
Berth Kambuaya, yang secara terus menerus mengatakan bahwa Tuhan lebih
besar daripada dirinya. Meminjam penjelasan dalam injil Yohanes 3:30
bisa menjadi moto bagi pemimpin-pemimpin yang bekerja di bidang hubungan
masyarakat : “ Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”.
Dalam
Kaitan ini, Berth Kambuaya memastikan bahwa timnya membantu menyebarkan
pesan kepemimpinan sehingga memperluas jangkauan kepemimpinan. Ia
percaya bahwa mereka yang berbicara kepemimpinan Dia mungkin
memperharikannya dan yang paling penting seorang Berth Kambuaya
menjelaskan bahwa mereka yang paling dekat dengannya memahami posisinya
dan apa yang menjadi harapan mereka.
Gaya tersebut
berbingkai secara tajam dan meyakinkan sebagai tanggapan atas serangan
kolusi kelompok. Tetapi pendekatan itu tidak berhasil dengan baik dalam
mematahkan semangat saat diterapkan pada isu-isu lain yang lebih sulit,
dimana tangapan hitam putih, “bersama kami atau melawan kami” tidak
lagi sesuai. Itu adalah contoh masalah tanpa jawaban yang nyata.
No comments:
Post a Comment