KEKUATAN SEORANG PEMIMPIN MBA
(Seorang eksekutif, pertama-tama diharapkan melaksanakan hal yang tepat)
Dr. Arkam
Pengajar & Periset Teori Organisasi
Menurut standar apapun,
Ia merupakan eksekutif yang benar-benar efektif. Bukan hanya karena Ia
adalah pemimpin pada kursi panas yang bergelar MBA, tetapi selain itu
ia, menurut ungkapan publik papua ia benar-benar menjadi model dari
eksekutif modern yang bergelar MBA. Bagi Ia keputusan adalah pusat dari
tindakan seorang eksekutif.
Kepemimpinan Berth Kambuaya
dibangun atas hasil kerja keras anggota timnya. Ia mengandalkan mereka
untuk mengidentifikasi isu-isu, menyelidiki fakta, mengembangkan opini,
dan menyelediki implikasi. Meskipun demikian, pada akhirnya tidak bisa
diragukan lagi siapa yang menjalankan pertunjukan dengan fokus dan
disiplin yang luar biasa.
Bagaimanapun juga, meskipun gaya
kepemimpinan Berth Kambuaya telah terbukti efektif, akan berbahaya
sekali untuk menyarankan agar semua manajer-atau semua
pemimpin-menggunakan gaya semacam itu. Apakah yang paling penting dari
gaya Berth Kambuaya adalah bahwa gaya itu memang berhasil bagi dirinya.
Pelajarannya bukanlah agar para manajer sebaiknya menjiplak gaya
kepemimpinan lain yang berhasil. Yang benar, pelajarannya adalah tentang
strategi yang lebih luas : Temukan sebuah gaya yang cocok bagi Anda,
yang dapat memberikan hasil, dan kemudian tetaplah bertahan pada gaya
tersebut.
Tidakan Tegas, Meminjam
pandangan analis Stevenson yang mendambakan kepemimpinan dengan
‘tindakan tegas’ yang di ilhami dari injil (Markus 5:24 “Lalu pergilah Yesus dengan orang itu”)
semata-mata mengajarkan kita ilmu kepemimpinan yang hebat adalah
kepemimpinan yang bertindak responsif berdasarkan informasi yang
berkualitas. Contoh ketika berita bahwa kondisi putri Yairus semakin
memburuk dan akhirnya meninggal sampai ke telingga-Nya, sebenarnya Ia
bisa dengan mudah mengatakan, “Saya ikut berduka cita. Kamu terlambar
menyampaikan berita itu. Seandainya saya bisa membantu.” Tapi ia tidak
melakukan ini. Dia terus merespon, dan membantu. Ini adalah kepemimpinan
yang berani dan bijaksana. Yesus memahami situasinya dan tahu bahwa Dia
memiliki kekuatan untuk memperbaiki.
Sebagian dari
perbuatan-perbuatan ini dapat ditemukan dalam potret kepemimpinan Berth
Kambuaya seorang MBA yang dapat memberikan inspirasi dalam membaca gaya
kepemimpinan apa yang diterapkan saat ini. Ia bisa mejadi kepemimpinan
dalam hal, kepemimpinan yang responsif, meyakinkan, tegas dan berani-
berdasarkan informasi yang berkualitas dan terus maju meskipun
menghadapi bencana.
Dapat dikatakan bahwa pemimpin yang
bijaksanakan akan menyatukan sekelompok pengikut yang akan melakukan hal
yang sama. Markus mengatakan bahwa Yesus menunjukkan dua belas murid “
yang akan menemaninya”. Kata klies mengenai kesepian menunjukkan
kegagalan kepemimpinan; pemimpin yang sangat baik tidak akan merasa
kesepian karena mereka membangun hubungan dengan tim yang solit. Dengan
jelas Berth Kambuaya percaya bahwa ada suatu maksud bagi kepemimpinannya
secara kokoh dan giat. Berth Kambuaya, posisi kusrsi nomor 1(satu) ini
bukan merupakan tujuan melainkan sarana untuk menyelesaikan sebuah misi
penting-sesuatu yang berakar dalam setiap urat keberadaannya.
Pada
akhirnya sejaralah yang akan menilai apakah Ia telah menyelesaikan
segala sesuatunya-dan apakah hal-hal yang benar telah dilaksanakan
dengan baik. Akan ada suatu daftar panjang tentang keputusan-keputusan
yang perlu diuji. Desakan atas audit total manajemen serta menata
kembali struktur organisasi yang kaku. Sudah barang tentu, penilaiannya
akan tergantung pada nilai-nilai yang dianut oleh si penilai sendiri.
Intinya, Berth Kambuaya adalah seorang tradisonal yang selalu berpihak
pada dunia pendidikan dan ekonomi etika yang selalu berpegang pada
kepemimpinan yang selalu mengedepankan moral diatas segala-galanya.
Tetapi
sulit untuk melarikan diri dari kenyataan dasar bahwa Berth Kambuaya
berhasil dalam menata ulang struktur masalah-masalah terpuruk sistem
pendidikan di Papua. Pencapaiannya yang sejati semakin tanpak luar
biasa, karena ia jelas-jelas berhasil mengatasi rasa takut-atau
harapan-masyarakat kampus bahwa ia seorang anak Maibrat yang memiliki
pemahaman semua orang itu penting dan ramah. Kenyataannya, ia telah
memanfaatkan hal ini dengan mahir untuk memperoleh keuntungan politis
yang besar, dengan cara menaruh harapan pada tingkat yang rendah dengan
gaya manajemen situasional.
No comments:
Post a Comment