Dr. Arkam
Pengajar & Periset Teori Organisasi
Sungguh
kita seringkali tidak bisa mengerti, mengapa ada orang yang menamakan
diri anak Tuhan. Tetapi hidupnya berbeda dengan ajaran-ajaran teologia.
Buktinya banyak orang kristen menyanyi diatas perut-perut orang kecil
dengan memanfaatkan kepintaran menekan kebodohan, yang penulis heran
mengapa orang-orang seperti bunglon ini dapat hidup tenang dan seperti
tidak punya rasa bersalah ?
Padahal, sesungguhnya kita
sudah tahu apa yang dilarang Tuhan dan apa yang dibolehkan. Meminjam
sepuluh perintah Tuhan yang diberikan pada Musa dalam perjanjian lama
jelas sekali. Bukankah dengan demikian bagi mereka-mereka yang tergoda
adalah orang-orang yang berani menantang Tuhan ?
Kita
memang hidup di zaman yang penuh kebocoran iman terlebih lagi setiap
hari kita disuguhi dengan godaaan yang menunjukkan kemewahan. Para
pemimpin yang bercita-cita tinggi harus menyadari bahwa semakin efektif
kepemimpinan mereka, maka godaan mereka akan semakin besar. Semakin
besar kemampuan untuk memimpin, maka godaannya akan semakin kuat, lihat
(1 Korintus 16:9). Salah satu kebocoran iman zaman ini yang dikelola
dengan baik merupakan salah satu bentuk seni seorang Berth Kambuaya yang
cukup berhasil. Setiap kepemimpinannya telah belajar memberikan
cukilan-cukilan informasi kepemimpinan efektif yang disampaikan pada
masyarakat kampung kambuaya lewat berbagai pertemuan agar dalam meniti
karir diberbagai institusi pemerintah saat ini sanggat ditekankan agar
jangan melacur diri dalam memenuhi keinginan daging semata serta selalu
berjalan sesuai dengan petunjuk tuhan dan atau selalu menunjukkan
komitmen tinggi dalam menyikapi segala godaan saat ini, agar masyarakat
kampung kambuaya akan selalu menjadi pemimpin bermoral yang selalu
mengedepankan sepuluh perintah Tuhan yang diberikan pada Musa dalam
memberikan edukasi agar tidak ada kebocoran iman dalam menatap masa
depan agar tanpa diundang mata hati masyarakat kampung kambuaya terkunci
dengan sepuluh perintah dalam mengarungi pelayaran kehidupan yang
teramat dasyat ini.
Kami tidak pernah mengenal orang lain di dunia
ini yang pernah menghadapi godaan dalam kepemimpinan seperti yang
dialami Berth Kambuaya. Sejak awal kemunculannya dalam kepemimpinan dan
keunggulannya sebagai pewarta injil, Tuhan mengizinkan Berth Kambuaya
untuk memahami dan menyiapkan diri terhadap godaan yang tidak bias dia
hindari. Karena dia sudah menyiapkan diri, maka dia memulai dan
menyelesaikan pelayanannya sebagai pemimpin yang kuat dan sangat
dihormati. Sayangnya, ini tidak biasa diceritakan oleh banyak pemimpin,
bahkan para pemimpin yang berhubungan dengan Kitab Suci. Mereka gagal
untuk memahami kekuatan godaan yang mengagumkan sehingga kepemimpinan
mereka pada akhirnya hancur.
No comments:
Post a Comment