Upaya memahami “anu betha tubat” SEBAGAI modal sosial masyarakat ibaratnya bagai menegakkan benang basah : Nyaris mustahil !
Dr. Arkam
Pengajar & Periset Teori Organisasi
Anu Betha Tubat (ABT), ialah himpunan dan lilitan komplesitas
pemaknaan memiliki keunggulan kompetitif, karena itu ABT tidak bisa
sepenuhnya dilupakan apalagi dihapuskan.
Persoalan akan bertambah
kompleks jika pemahaman kita terkotak-kotak yang dipicu kompetisi sosial
yang selama ini terjadi dengan kepura-puraan yang dihadapi dengan penuh
kepalsuan yang telah memasukan modal sosial ini keliang kubur di saat
kita dituntut untuk mengsing-singkan lengan baju dalam menyikapi
perkembangan sebuah kompetisi, dimana meracik strategi merupakan tujuan
utama dalam meraih sebuah kesuksesan.
Inilah modal sosial yang
membakar bangkitnya semangat secara spontanitas dalam satu tungku satu
rumah adat (ABT), hal ini menurut hemat penulis dapat membangkitkan
semangat juang serta menumbangkan rasa optimis masyarakat dalam
menyikapi segala persoalan-persoalan yang melilit visi dan misi “Anu Betha Tubat” yang diilhami generasi pendahulu-Nya.
Semua
itu diraih dengan perjuangan kolektifitas masyarakat yang jelas-jelas
merupakan strategi pemenangan sebuah kompetisi. Sesuatu yang kemudian
menjadi perdebatan panjang. Sadar-atau tidak sadar kita sedang dan akan
mengubur keunggulan komparatif yang sangat susah dipahami generasi mudah
saat ini atau kah dengan kepura-puraan tidak mengetahui kata kles “Anu Betha Tubat” (ABT).
Lalu
bagaimana menumbuhkan? Menurut hemat penulis, untuk menumbuhkan minat
masyarakat tidak mungkin menunggu kesadaran masyarakat dari bawah,
tetapi ada upaya tokoh-tokoh masyarakat menggerakkan budaya “Anu Betha
Tubat” (ABT) kalau menunggu kesadaran masyarakat saya kira kita
terlambat dalam menyikapi persoalan-persoalan saat ini. Yang paling
mendesak adalah upaya tokoh masyarakat dan pemudah melalui
organisasi-organisasi kampung dalam mengenjot rasa memiliki “ABT”.
Caranya,
dengan memberikan edukasi adat pada generasi muda saat ini. Ini satu
jalan keluarnya. Dahulu banyak pemimpin-pemimpin adat yang memliki
kekuatan karismatik dalam membangun sistem kekerabatan yang sangat baik
sekali. Ketokohan semacam itu perlu digiatkan kembali sebagai panutan
dalam membangun kekuatan modal sosial. Kalau tidak ada langkah konkrit
penyelamatannya, hanya dalam hitungan tahun akan punah terlindas zaman
dan juga sebagai pembunuh generasi mendatang.☻
No comments:
Post a Comment