BERBAGI
PELUANG---BAGIAN DARI PROSES REFORMASI
Jika momentum
reformasi ekonomi diharapkan berjalan terus, maka keuntungannya harus terjadi
bagi semua warga. Pemerintah Komunis Cina memahami prinsip dasar ini, dan
dengan begitu meluncurkan program pemulihan ekonominya dengan lebih dahulu
mereformasi sektor pertanian. Jutaan petani mengangkat diri mereka keluar dari
kemiskinan ketika negara mendorong para petani untuk mengambil keuntungan dari
tenaga kerja mereka Vietnam
menggunakan strategi yang sama. Walaupun kedua negara belum menghapus
kemiskinan, standar hidup keseluruhan bagi banyak orang telah jauh membaik.
Kemiskinan juga menjadi wabah di
Amerika Latin. Menurut sebuah laporan yang di keluarkan oleh Bank Dunia,
pendapatan lebih terkonsentrasi pada tanggan orang-orang kaya di Amerika Latin daripada dibanyak
kawasan lain dunia. Pada tahun 1980-an, ketidak adilan memburuk secara
signifikan dan kemiskinan meningkat. Berbeda dengan Cina dan Vietnam,
kemiskinan di Amerika Latin merupakan masalah perkotaan ketimbang pedesaan, dan
ini mensyaratkan pemecahan yang sangat berbeda. Untunglah, para pejabat
pemerintah menerima bahwa persoalan sosial harus diberi prioritas tinggi. Bahwa
jika orang miskin tidak dapat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan, maka
semua kerja keras mereka sia-sia. Program
anti kemiskinan ada dalam agenda politik hampir semua negara Amerika Latin.
Chili, Meksiko, dan Argentina
memegang kepemimpinan.
Kepercayaan. Seperti bentuk modal yang lain, modal sosial inipun
sifatnya produktif untuk membuat suatu tujuan dapat menjadi sutu kenyataan.
Suatu kerjasama yang spontan biasanya dilandasi oleh modal sosial dahulu dan
bukan modal real, modal sosial itu adalah kepercayaan antar aktor sehingga
ketika tahap kerjasama itu mulai berlanjut dan menyangkut masalah pendanaan,
kepercayaan sangat berperan besar, contohnya dalam bentuk pendanaan yang
disebut Rotating Credit Association (RCA) atau lebih mudahnya sistem ini
seperti sistem arisan di Pulau Jawa (Clifford Geertz).
Contoh : ada 20 pemain, setiap pemain menyetor sebanyak 1 rupiah tiap
bulan sehingga terkumpul 20 rupiah setiap bulan, dana ini akan diberikan secara
bergilir pada tiap actor yang berbeda dengan sistem giliran tiap bulannya untuk
mengembangkan usahanya.
Tapi Sistem Rotating Credit Association ini melanggar logika collective
action (aksi serentak), karena tiap pemain tidak dapat mengembangkan usahanya
secepat mungkin secara bersama-sama dan harus menunggu giliran, secara logika
pemain yang mendapat giliran pertama sangat diuntungkan dan pemain yang
mendapat giliran terakhir sangat dirugikan karena ketika pemain pertama
mandapat kesempatan pertama mendapat dana undian, maka kesempatan berusaha yang
ada sangat terbuka luas, belum ada saingan sehingga keuntungan yang diperoleh
dapat maksimal demikian pula sebaliknya bagi pemain dengan undian terakhir. Dan
kelemahannya yang lain adalah sistem ini hanya didasarkan pada kepercayaan dan
norma yang berlaku namun tidak ada hukum yang tertulis yang mengatur tentang
penyalahgunaan dana undian tersebut akibatnya semua kegiatan tiap pemain akan
terhenti, sehingga sistem ini sangat riskan bila diterapkan pada institusi
professional.
Sistem RCA ini biasanya cocok untuk diterapkan pada komunitas yang tidak
memiliki akses kredit perbankan, usaha yang dilakoninya sama-sama kecil, namun
keuntungannya dibandingkan dengan sistem pendanaan konvensional (sistem kredit
berdasarkan jaminan dan kemampuan) adalah sistem ini terbukti mampu membuat
suatu jaringan sosial baru yang mengakar dan dapat memperkuat solidaritas
diantara anggotanya yang terlibat.
No comments:
Post a Comment