Godaan Itu Bagian Dari Kepemimpinan
MARKUS 1:12-13
Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke
padang gurung,
Di padang gurun itu Ia tinggal empat
puluh hari lamanya,
Dicobai oleh Iblis.
MARTHEN LUTHER
pernah mengatakan ada tiga hal penting agar bisa menghasilkan seorang pelayan
Tuhan yang sukses : doa, meditasi dan
godaan.
Para
pemimpin yang bercita-cita tinggi harus menyadari bahwa semakin efektif
kepemimpinan mereka, maka godaan mereka akan semakin besar. Semakin besar
kemampuan untuk memimpin, maka godaannya akan semakin kuat, (lihat 1Korintus
16:9)
Anda
harus yakin bahwa suatu waktu iblis akan mengejar Anda ketika Anda menjadi
pemimpin efektif. Untuk menghadapi godaan sangat dibutuhkan pengetahuan dan
persiapan. Jika tuhan memanggil Anda untuk menjadi pimpinan, sadarilah bahwa
akan ada godaan yang sangat kuat.
Godaan
mungkin bisa mengarah pada dosa, tapi godaan itu sendiri bukanlah dosa. Bahkan,
godaan –jika bisa diatasi dengan sukses-bisa menghadirkan Tuhan dalam hidup
kita. Seperti roh membawa Yesus ke padang
gurun, Tuhan akan membiarkan kita menghadapi situasi penuh dosa yang sangat
sulit bagi kita untuk bertahan sehingga kita harus memperbaiki karakter saleh
yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup, baik di dunia maupun
diakhirat. Ini bukan berarti kita harus mencari godaan. Jika kita mengerjakan tugas
kita, maka godaan akan mendatangi kita. Agar bisa mengatasinya dengan sukses, kita harus membuka mata kita
terhadap Yesus sambil memandang bahwa godaan merupakan bagian dari kehendak
Tuhan dalam hidup kita.
Kami
tidak pernah mengenal orang lain di dunia ini yang pernah menghadapi godaan
dalam kepemimpinan seperti yang dialami Billy Graham. Sejak awal kemunculannya
dalam kepemimpinan dan keunggulannya sebagai pewarta injil, Tuhan mengizinkan
Dr. Graham untuk memahami dan menyiapkan diri terhadap godaan yang tidak bias
dia hindari. Karena dia sudah menyiapkan diri, maka dia memulai dan
menyelesaikan pelayanannya sebagai pemimpin yang kuat dan sangat dihormati.
Sayangnya, ini tidak bisa diceritakan oleh banyak pemimpin, bahkan para
pemimpin yang berhubungan dengan Kitab Suci. Mereka gagal untuk memahami
kekuatan godaan yang mengagumkan sehingga kepemimpinan mereka pada akhirnya
hancur.
Mari
kita lihat contoh Billy Graham. Dia memahami bermacam-macam godaan yang akan
memperkuat dirinya dan pelayanannya-nafusu, kekayaan, kekuatan dan harga diri.
Dr. Graham membangun benteng dalam hidup dan pelayanannya untuk melindungi
dirinya melawan masing-masing godaan ini. Bahkan sekarang, dia mengatakan bahwa
godaan seksual masih menjadi masalah baginya. Untuk memerangi godaan ini, dia
terus memperkuat aturan dalam hidupnya yang dimulai sejak awal
pelayananya-jangan pernah menyepi dengan seorang wanita kecuali istri Anda.
Beberapa orang menertawai ini, menganggap bahwa ini terlalu berlebihan, bahkan
bodoh. Tapi tidak bagi saya. Saya melihat banyak pemimpin Kristen (baik dalam
bisnis maupun gereja) yang telah jatuh karena godaan seksual-keefktifan mereka
sebagai pemimpin hancur, hal ini belum termasuk kesaksian dan hubungan pribadi
mereka. Dalam kehidupan bisnis saya sendiri, saya tidak pernah berpergian
dengan sekretaris saya, meskipun dia telah bekerja bersama saya lebih dari
sebelas tahun. Banyak pria yang mengajak coworker
atau sekretaris wanita mereka dalam perjalanan bisnis dengan alasan agar
bisa menyelesaikan pekerjaan secara efisien, tapi contoh yang ditunjukkan Billy
Graham cukup baik bagi saya.
Jalan
untuk mendapatkan kekayaan yang lebih besar selalu berhubungan dengan posisi
kepemimpinan yang lebih besar. Sebagian pemimpin tidak bisa mengatasi hal ini
dan hasilnya adalah kehancuran mereka, apakah mengalahkan godaan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik atau membiarkan diri mereka mengejar kekayaan mendominasi kehidupan
mereka. Di mata Tuhan dua hal ini salah dan kedua hal ini bias menghancurkan
keefektifan kepemimpinan.
Bagi
banyak pemimpin, harga diri-berhubungan erat dengan kekuatan-merupakan godaan
terbesar dalam kepemimpinan. Penampilan yang baik menjadi lebih penting
daripada pekerjaan yang baik. Kepemimpinan menjadi fokus pemimpin daripada
kesejahetraan organisasi dan orang-orangnya.
Tanggung
jawab merupakan penawar terbaik untuk mengatasi godaan harga diri ini. Billy
Graham memahami hal ini sehingga dia selalu berhati-hati dalam menjaga hubungan
yang baik dengan teman-temannya yang berada dibawah tanggung jawabnya. Dia juga
menghargai istrinya, untuk membantunya untuk melakukan ini. Istri saya akan
cepat-cepat mengingatkan saya ketika saya mulai “merasa besar dengan kekuasaan
saya”
(Arius Kambu, Ekonomi Uncen)
No comments:
Post a Comment